Jumat, 29 April 2011

PEENGAJIAN AKBAR

Assalamu' alaikum Wr. Wb.
Hadirilah Pengajian Akbar isro' Mi'roj Nabi Muhammad SAW di masjid Desa Kemadu Kecamatan Sulang Kabupaten Rembang bertepatan pada :

  • Besuk tanggal       : 26 Juni 2011
  • Hari                     : Ahad malam senin
  • jam                      : Setelah sholat isya'
  • dengan muballegh : Bu. Nyai Fatma dari Cirebon (Alumni pondok pesantren Alhamdulillah Kemadu)

Atas kehadiranya saya ucapkan terima kasih

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Rabu, 20 April 2011

Biografi Ibu Kartini

Ibu Kartini

Raden Ajeng Kartini lahir pada 21 April tahun 1879 di kota Jepara, Jawa Tengah. Ia anak salah seorang bangsawan yang masih sangat taat pada adat istiadat. Setelah lulus dari Sekolah Dasar ia tidak diperbolehkan melanjutkan sekolah ke tingkat yang lebih tinggi oleh orangtuanya. Ia dipingit sambil menunggu waktu untuk dinikahkan. Kartini kecil sangat sedih dengan hal tersebut, ia ingin menentang tapi tak berani karena takut dianggap anak durhaka. Untuk menghilangkan kesedihannya, ia mengumpulkan buku-buku pelajaran dan buku ilmu pengetahuan lainnya yang kemudian dibacanya di taman rumah dengan ditemani Simbok (pembantunya).






Akhirnya membaca menjadi kegemarannya, tiada hari tanpa membaca. Semua buku, termasuk surat kabar dibacanya. Kalau ada kesulitan dalam memahami buku-buku dan surat kabar yang dibacanya, ia selalu menanyakan kepada Bapaknya. Melalui buku inilah, Kartini tertarik pada kemajuan berpikir wanita Eropa (Belanda, yang waktu itu masih menjajah Indonesia). Timbul keinginannya untuk memajukan wanita Indonesia. Wanita tidak hanya didapur tetapi juga harus mempunyai ilmu. Ia memulai dengan mengumpulkan teman-teman wanitanya untuk diajarkan tulis menulis dan ilmu pengetahuan lainnya. Ditengah kesibukannya ia tidak berhenti membaca dan juga menulis surat dengan teman-temannya yang berada di negeri Belanda. Tak berapa lama ia menulis surat pada Mr.J.H Abendanon. Ia memohon diberikan beasiswa untuk belajar di negeri Belanda.

Beasiswa yang didapatkannya tidak sempat dimanfaatkan Kartini karena ia dinikahkan oleh orangtuanya dengan Raden Adipati Joyodiningrat. Setelah menikah ia ikut suaminya ke daerah Rembang. Suaminya mengerti dan ikut mendukung Kartini untuk mendirikan sekolah wanita. Berkat kegigihannya Kartini berhasil mendirikan Sekolah Wanita di Semarang, Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon dan daerah lainnya. Nama sekolah tersebut adalah “Sekolah Kartini”. Ketenarannya tidak membuat Kartini menjadi sombong, ia tetap santun, menghormati keluarga dan siapa saja, tidak membedakan antara yang miskin dan kaya.

Pada tanggal 17 september 1904, Kartini meninggal dunia dalam usianya yang ke-25, setelah ia melahirkan putra pertamanya. Setelah Kartini wafat, Mr.J.H Abendanon memngumpulkan dan membukukan surat-surat yang pernah dikirimkan R.A Kartini pada para teman-temannya di Eropa. Buku itu diberi judul “DOOR DUISTERNIS TOT LICHT” yang artinya “Habis Gelap Terbitlah Terang”.

Saat ini mudah-mudahan di Indonesia akan terlahir kembali Kartini-kartini lain yang mau berjuang demi kepentingan orang banyak. Di era Kartini, akhir abad 19 sampai awal abad 20, wanita-wanita negeri ini belum memperoleh kebebasan dalam berbagai hal. Mereka belum diijinkan untuk memperoleh pendidikan yang tinggi seperti pria bahkan belum diijinkan menentukan jodoh/suami sendiri, dan lain sebagainya.

Kartini yang merasa tidak bebas menentukan pilihan bahkan merasa tidak mempunyai pilihan sama sekali karena dilahirkan sebagai seorang wanita, juga selalu diperlakukan beda dengan saudara maupun teman-temannya yang pria, serta perasaan iri dengan kebebasan wanita-wanita Belanda, akhirnya menumbuhkan keinginan dan tekad di hatinya untuk mengubah kebiasan kurang baik itu.
Belakangan ini, penetapan tanggal kelahiran Kartini sebagai hari besar agak diperdebatkan. Dengan berbagai argumentasi, masing-masing pihak memberikan pendapat masing-masing. Masyarakat yang tidak begitu menyetujui, ada yang hanya tidak merayakan Hari Kartini namun merayakannya sekaligus dengan Hari Ibu pada tanggal 22 Desember.
Alasan mereka adalah agar tidak pilih kasih dengan pahlawan-pahlawan wanita Indonesia lainnya. Namun yang lebih ekstrim mengatakan, masih ada pahlawan wanita lain yang lebih hebat daripada RA Kartini. Menurut mereka, wilayah perjuangan Kartini itu hanyalah di Jepara dan Rembang saja, Kartini juga tidak pernah memanggul senjata melawan penjajah. Dan berbagai alasan lainnya.
Sedangkan mereka yang pro malah mengatakan Kartini tidak hanya seorang tokoh emansipasi wanita yang mengangkat derajat kaum wanita Indonesia saja melainkan adalah tokoh nasional artinya, dengan ide dan gagasan pembaruannya tersebut dia telah berjuang untuk kepentingan bangsanya. Cara pikirnya sudah dalam skop nasional.
Sekalipun Sumpah Pemuda belum dicetuskan waktu itu, tapi pikiran-pikirannya tidak terbatas pada daerah kelahiranya atau tanah Jawa saja. Kartini sudah mencapai kedewasaan berpikir nasional sehingga nasionalismenya sudah seperti yang dicetuskan oleh Sumpah Pemuda 1928.
Terlepas dari pro kontra tersebut, dalam sejarah bangsa ini kita banyak mengenal nama-nama pahlawan wanita kita seperti Cut Nya’ Dhien, Cut Mutiah, Nyi. Ageng Serang, Dewi Sartika, Nyi Ahmad Dahlan, Ny. Walandouw Maramis, Christina Martha Tiahohu, dan lainnya.
Mereka berjuang di daerah, pada waktu, dan dengan cara yang berbeda. Ada yang berjuang di Aceh, Jawa, Maluku, Menado dan lainnya. Ada yang berjuang pada zaman penjajahan Belanda, pada zaman penjajahan Jepang, atau setelah kemerdekaan. Ada yang berjuang dengan mengangkat senjata, ada yang melalui pendidikan, ada yang melalui organisasi maupun cara lainnya. Mereka semua adalah pejuang-pejuang bangsa, pahlawan-pahlawan bangsa yang patut kita hormati dan teladani.
Raden Ajeng Kartini sendiri adalah pahlawan yang mengambil tempat tersendiri di hati kita dengan segala cita-cita, tekad, dan perbuatannya. Ide-ide besarnya telah mampu menggerakkan dan mengilhami perjuangan kaumnya dari kebodohan yang tidak disadari pada masa lalu. Dengan keberanian dan pengorbanan yang tulus, dia mampu menggugah kaumnya dari belenggu diskriminasi.
Bagi wanita sendiri, dengan upaya awalnya itu kini kaum wanita di negeri ini telah menikmati apa yang disebut persamaan hak tersebut. Perjuangan memang belum berakhir, di era globalisasi ini masih banyak dirasakan penindasan dan perlakuan tidak adil terhadap perempuan.

Sabtu, 09 April 2011

Film Tanda Tanya sutradara Hanung Bramantyo


Jangan banyak bertanya tentang perbedaan dan keragaman umat ber-Agama, jangan pernah mempermasalahkan perbedaan ajaran yang dimiliki, Indonesia adalah Negara yang memiliki keragaman baik Agama maupun Budaya yang sangat berbeda-beda, dan semakin lama perbedaan yang dimiliki oleh bangsa ini semakin menjadi dinding pemisah antar masyarakat, kemana sikap TOLERANSI yang dulu pernah ada, dan apa makna dari sebuah TOLERANSI itu, mungkin semua pertanyaan itu akan di sajikan oleh Hanung Bramantyo dalam film terbarunya yang berjudul TANDA TANYA.
Dari tampilan gambar yang disajikan dalam trailernya yang ada di youtube beberapa hari yang lalu, film Tanda Tanya ini menampilkan sebuah gejolak besar dan rasa penasaran yang sangat besar. Baru gambar pembuka, kita sudah di suguhkan dengan tampilan yang sangat ber-bau Agamis, kemudian ditambah dengan kata-kata yang benar-benar membuat pendengar semakin penasaran.
Dalam trailernya itu ditampilkan beberapa tempat ibadah mulai dari gereja, masjid, dan kelenteng. Dari situ saja sudah bisa disimpulkan bahwa tema yang diangkat oleh Hanung terasa sangat berbahaya karena terasa akan mengundang kontrapersi nantinya. Dilanjutkan dengan sedikit konflik cerita yang masih samar-samar dalam trailer ini, konflik yang sudah pasti tentang sikap toleransi. Dari percakapan yang terekam, sepertinya akan ada pernikahan yang berujung perpisahan, akan ada seorang tokoh yang melakukan pindah agama dan ada juka konflik yang menggambarkan permasalahan keluarga yang sangat menghebohkan, terlihat dengan sangat jelas beberapa adegan kekerasan, adegan pertengkaran mulut dan derai air mata menyertai cerita dalam film ini.
Dan trailer ini di akhiri dengan suara yang berbunyi, “Apa itu Islam Pak Ustad?.” Sunggu sebuah tanda tanya yang membuat semua orang yang melihat trailer ini mengeluarkan tanda tanya yang sangat besar, seperti apa film ini nantinya.
Dalam cerita singkat yang dituliskan cerita dalam film ini dikatakan menggambarkan perbedaan-perbedaan yang mengarah pada tujuan yang sama, dengan pertanyaan akhir, “masih pentingkah kita berbeda?.”
Film bertemakan toleransi ini akan hadir di Bioskop-bioskop Indonesia mulai 7 April 2011. Sebuah visualisasi yang menarik untuk mengingatkan bahwa Indonesia adalah negara yang kuat akan keragamannya. Untuk itu kita perlu kembali memaknai arti sebuah kata “TOLERANSI” agar dapat hidup berdampingan secara damai dan penuh kasih.

Senin, 04 April 2011

Gempa di Cilacap


Cilacap Gempa 7,1 SR
Cilacap Gempa berkekuatan 7,1 SR 4 April 2011 Jam: 03:06:39 WIB. Gempa baru saja mengguncang pulau Jawa, tepatnya 293 Km Barat Daya Cilacap Jawa Tengah atau 10.01 LS dan 107.69 BT. Pusat gempa berada kedalaman 10 km dan memiliki potensi Tsunami karena Gempa Cilacap berkekuatan 7,1 SR. Walau jaraknya cukup jauh dari lokasi kami di Tasikmalaya, tapi kekuatan getarannya begitu terasa.


Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menetapkan gempa yang terjadi di Cilacap Senin dinihari ini, Senin 4 April 2011 berpotensi tsunami. BMKG mengimbau warga Cilacap menjauhi bibir pantai dari sekitar pantai Pangandaran sampai pantai di wilayah Cilacap.

BMKG telah menghimbau sesuai dengan prosedur yang ada, yang terpenting agar masyarakat menjauhi wilayah laut, menjauhi bibir pantai dari perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Barat, sekitar pantai Pangandaran sampai ke pantai Cilacap.

Saat ini pihak BMKG tengah mengkaji lebih lanjut mengenai potensi tsunami pasca gempa berkekuatan 7,1 SR tersebut. Jika data akurat mengenai ada tidaknya tsunami pasca gempa telah diketahui, BMKG akan segera membuat pengumuman susulan.

Gempa Cilacap 7,1 SR yang berlangsung selama kurang lebih 40 detik ini, warga Cilacap dan sekitarnya berhamburan keluar rumah, dan sebagian besar bersiap-siap mengungsi ke dataran tinggi setelah mendapat informasi akan potensi Tsunami yang terjadi. Mereka trauma akan peristiwa gempa di iringi tsunami seperti yang terjadi di Jepang beberapa waktu lalu.

Asmaul Husna

Postingan Populer

Tukar link

Label

Google translate

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Sitemeter

ALAN DAN AZAM. Diberdayakan oleh Blogger.
 

Pengikut

get this widget here
Copyright© 2011 THE ANIMATION | Template Blogger Designer by : Utta' |
Template Name | Uniqx Transparent : Version 1.0 | Zero-Nine.Net